SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA
MI BAHRUL ULUM BLAWI
KECAMATAN KARANGBINANGUN KABUPATEN
LAMONGAN
Sepanjang perjalanan hidup dan kehidupan
seorang hamba senantiasa dituntut untuk berusaha menjaga, memperbaiki dan
meningkatkan kuwalitas iman dan taqwanya dalam menghambakan diri kepada Allah
SWT. dimna merek harus sadar akan posisi sebagai hamba dan harus tunduk pada
perintahnya.
Disamping itu perjalanan hidup manusia
di desa Blawi dan sekitarnya masih menjunjung anggapan bahwa kurang laki-lakinya kalau tidak mau melaksanakan
akan kumpul keboh dengan orang-orang yang pekeerjaannya sebagai tandak/penyanyi
ronggeng bahkan puncaknya telah dibentuk pengayupan bocah tandak atau joko
tandak.
Bermula itulah, bapak Kyai Abu Bakar,
bapak H. Abdullah Faqih dan didukung oleh tokoh-tokoh masyarakat bersepakat
untuk mendirikan perkumpulan yang diberi nama joko santri sebagai tandingan
joko tanduk. Perkumpulan joko santri di didik dan digembleng ilmu keagamaan
dalam wadah pendidikan yang diberi nama AL KHOIRIYAH, hal itu terbentuk pada
tahun 1956, dalam perjalanannya tidak stabil apalagi situasu Negara dalam
keadaan kacau adanya gerakan yang dilakukan oleh orang-orang PKI, sampai pernah
tutup satu tahun, kemudian pada tahun 1957 oleh Gus Faqih dan bapak Malikan
yang sekarang di panggil bapak H. Malikan dalam munajatnya AL KHOIRIYAH diganti
dengan nama MI. “BAHRUL ULUM” yang perjalanannya hingga sekarang.
Di dalam perjalanan pun tidak selamaya
mulus banyak sekali kendala-kendala yang menghalanging, namum dengan semangat
dan kegigihan para tokoh berkembanglah pendidikan di MI “BAHRUL ULUM”.
Sekitar pada tahun 1988 MI “BAHRUL ULUM”
mengembangkan pendidikannya yakni membangun MADRASAH DINIYAH “BAHRUL ULUM”,
karena tuntutan masyarakat serta tuntutan dari Departemen Pendidikan Agama
karena melihat perkembangan pendidikan di MI “BAHRUL ULUM” berkembang dengan
cepat, serta melihat anak didik serta masyarakat yang kurangnya pengetahuan
Agama, Perjalanan pendidikan Madrasah Diniyah ini cukup panjang sampai pada
tahun 2001 Madrasah Diniyah di tiadakan karena banyaknya pondok-pondok yang
sudah berdiri dank arena perkembangan IPTEK, akan tetapi meskipun Madrasah
Diniyah telah di tiadakan, para pengurus menhimbaukan agar cirri khas MI
“BAHRUL ULUM” yakni berciri khaskan agama harus tetap diperkuat. Oleh karena
itu, para pengurus menjadikan satu wadah dalam pembelajarannya, Ilmu agama yang
di ajarkan di Madrasah Diniyah di jadikan satu yakni di MI “BAHRUL ULUM”,
sehingga menambah kesempurnaan dalam Pengembangan Pendidikan yang unggulkan dalam
Ilmu Pengetahuan Teknolgi dan Informasi yang bercirikhas agama dan
perjalanannya sampai sekarang.
Berikut nama-nama Kepala MI “BAHRUL
ULUM” sejak awal berdirinya sampai sekarang, diantaranya :
1. H. Moh. Malikan : 1957 – 1978
2. H. Moh. Sulhan :
1979 – 1987
3. Machfudz (Kepala I) : 1988 – 1997
4. Mundzir (
Kepala II) : 1988 –
1995
5. Kunari,
BA. (Kepala I) : 1998 – 2005
6. H. Moh.
Sulhan (Kepala II) : 1995 –
2005
7. H. Moh. Sulhan :
2006 – Sekarang.
Berkat semangat dan kerja keras yang tak
mengenal lelah oleh seluruh civitas akademika ini telah mampu merubah wajah
terutama bila dilihat dari penampilan fisik akademiknya. Sampai saat ini MI
Bahrul Ulum telah memiliki gedung dengan local yang cukup representative
dilengkapi dengan sarana yang cukup memadai.
Selain itu memiliki guru dan karyawan
yang cukup baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Fasilitas-fasilitas
tersebut sebenarnya baru sebagian dari sekian banyak yang hendak diwujudkan
oleh MI. Bahrul Ulum Blawi.
Segenap tokoh masyarakat dan pengurus
MI. Bahrul Ulum berkeinginan menjadikan madrasah ini bukan sekedar sebagian
tempat transformasi ilmu dari guru kepada siswa yang berlangsung secara formal
dan mekanisme sifatnya. Begitu pula tidak sekedar menyelenggarakan ujian-ujian
untuk memperoleh STTB/IJAZAH dan DANUM, lebih dari itu mereka berkeinginan
untuk menjadikan madrasahini benar-benar memiliki cirri khas mengedepankan
keberanian yang bertanggung jawab, kebebasan yang didasari kekuatan naluri
pokok serta keterbukaan dalam menerima informasi keilmuan yang diperlukan.
Orang-orang yang menyandang predikat seperti ini adalah para pecinta ilmu
kebenaran hakiki. Madrasah yang demikian di dalamnya terdapat orang-orang yang
hidupnya mencurahkan pemikiran dan tenaganya hanya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Mereka berkumpul, ini m,enjadikan kegiatan keilmuan sebagai perilaku hidup
dengan segala konsekwensinya. Orang-orang yang dimaksud adalah para guru,
karyawan, siswa dan para struktur yang ada didalamya.
Dalam pengembangan madrasah ini para segenap
tokoh masyarakat bercita-cita untuk mewujudkan sikap, sprilaku dan cara
berfikir yang rasional dari setiap warganya, sebagaimana dengan rumusan yang
diingnkan yakni terwujudnya sumber daya masa depan yang memiliki kekokohan
intelektual, kedalaman spiritual, moral yang tinggi, keterampilan yang handal
yang kesemuanya termanifestasikan dalam bentuk kesholehan teologis, maupun
kesholehan social serta memiliki visi jelas yang berwawasan luas. Oleh karena
itu, madrasah ini dari waktu ke waktu terus melakukan penyempurnaan melalui
penambahan sarana dan prasarana, namun semua itu akan menjadi sesuatu yang
tidak bermakna jika siswa segenap warga madrasah selama belajar di MI Bahrul
Ulum Blawi tidak memanfaatkannya secara maksimal.